Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus berupaya mencari solusi inovatif guna mengatasi masalah lingkungan, khususnya terkait pengelolaan limbah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, salah satunya low plastic value (plastik bernilai rendah), untuk digunakan pada sektor industri konstruksi.
Plastik bernilai rendah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis-jenis plastik yang kurang diminati, memiliki nilai jual yang rendah atau sulit didaur ulang.
Guna membahas inovasi terbaru dalam mengelola limbah plastik bernilai rendah untuk digunakan dalam konstruksi, Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN bekerja sama dengan JANGJO Indonesia didukung oleh Institut Français Indonésie (IFI) – Ambassade de France en Indonésie, au Timor Oriental et Auprès de L’asean, mengadakan Workshop dengan tema “The Next Big Thing in Sustainability: Low Value Plastic Wastein Construction”, Kamis (3/10) di Gedung B.J Habibie, Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Professor of Mechanical Engineering at the Université Bretagne Sud, Ausias Gilles menjjelaskan bahwa plastik bernilai rendah berpotensi besar untuk dijadikan bahan bangunan yang ramah lingkungan. Dengan menggabungkannya dengan serat alami, sampah plastik bisa digunakan untuk membuat berbagai macam produk konstruksi, seperti campuran kayu, batu bata, hingga isolator.
Ia kemudian memaparkan sejumlah riset dan inovasi yang dilakukannya dalam mengelola limbah plastik dan mencari alternatif bahan bangunan yang lebih berkelanjutan. Melalui paparan berjudul “Construction Material with Low Environmental Impact” ia menjelaskan bagaimana mengembangkan material konstruksi yang ramah lingkungan terbuat dari low content of cement, material lokal dan natural fibers.
Gilles menjelaskan berbagai manfaat 3D printing untuk konstruksi, khususnya yang menggunakan material berbasis tanah. “Manfaatnya antara lain dapat memberi keamanan, kecepatan dan keandalan karena manufaktur berbasis robot, memberi kebebasan arsitektur dalam hal bentuk dan desain, memberikan solusi dalam hal kekurangan tenaga kerja dan mendorong efisiensi mekanik, termasuk optimalisasi topologi dan biomimikri,” jelasnya
Ia menambahkan, 3D printing bisa digunakan sebagai alternatif produksi bahan komposit yang ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan kelebihan masing-masing teknologi, dapat diciptakan produk-produk yang lebih baik, efisien, dan berkelanjutan.
source: brin.go.id