Construction Indonesia

10 - 13 SEPTEMBER 2025

Jakarta International Expo, Jakarta - Indonesia

Strategi Perusahaan Konstruksi Mitigasi Gejolak Ekonomi dan Pelemahan Rupiah

Perang tarif yang disulut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menimbulkan gejolak ekonomi global. Dampaknya bisa menjalar ke berbagai sektor, tak terkecuali di bisnis konstruksi.

Apalagi, gerak nilai tukar rupiah masih melemah dan berada diambang level Rp 17.000 menghadapi dolar AS. Pada perdagangan Rabu (9/4), kurs Jisdor Bank Indonesia parkir di level Rp 16.943 per dolar AS.

Perusahaan konstruksi pun mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Rozi Sparta menyoroti dua dampak yang menjadi perhatian perusahaan konstruksi.

Pertama, pengaruh ekonomi global terhadap domestik yang berisiko menciptakan perlambatan pertumbuhan. Situasi ini berpotensi mempengaruhi iklim investasi yang bisa berdampak pada penurunan pertumbuhan pasar infrastruktur atau konstruksi.

Kedua, pengaruh perang tarif yang terjadi saat ini berpotensi memengaruhi rantai pasok (supply chain), terutama sejumlah bahan material yang didatangkan dari luar negeri.

Rozi bilang, ADHI pun masih mendalami potensi peningkatan harga bahan baku, sembari berkomunikasi dengan pemasok (supplier) utama terkait dinamika terkini.

Catatan Rozi, ADHI tidak memiliki eksposure secara langsung terhadap peningkatan nilai tukar dolar AS, karena mayoritas transaksi pemberian jasa dan instrumen pendanaan dilakukan melalui rupiah.

“Terhadap dinamika yang terjadi, terdapat potensi untuk dilanjutkan ke dalam klaim atau eskalasi. Namun perlu ditelaah kembali, dan akan berlandaskan kontrak dan kesepakatan,” kata Rozi kepada Kontan.co.id, Rabu (9/4).

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) juga sedang menghitung seberapa signifikan dampak dari dinamika ekonomi saat ini. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengungkapkan porsi material impor WIKA hanya di bawah 10%.

Walaupun tidak banyak melakukan impor material, tapi jika nanti material lokal terdampak, maka hal ini juga bisa berdampak kepada WIKA. “Kondisi ini tentu akan memberikan dampak terhadap bisnis konstruksi. Namun seberapa besar dampaknya kami sedang melakukan kajian,” kata Wijaya.

read more…

Source: industri.kontan.id